Sabtu, 10 Januari 2015

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH (USED COOKING OIL)


Seiring dengan menipisnya cadangan minyak dunia, mendorong dikembangkannya salah satu sumber energi terbarukan yaitu penggunaan minyak nabati sebagai bahan bakar alternatif yaitu biodiesel. Biodiesel memiliki sifat kompatibel dengan mesin diesel yaitu biodegradable yang ramah lingkungan, dapat diperbaharui, memiliki viskositas yang baik, angka cetane yang tinggi, tidak beracun, bebas dari sulfur dan tidak bersifat toksik. 
Kelemahan utama untuk komersialisasi biodiesel adalah memerlukan biaya produksi yang tinggi, karena menggunakan bahan yang relatif mahal yaitu minyak virgin dengan kualitas tinggi dan mengandung asam lemak bebas (Free Fatty Acid) yang rendah. Suatu cara untuk mengurangi biaya pada produksi biodiesel adalah menggunakan bahan yang lebih murah dengan kandungan asam lemak bebas yang tinggi, salah satunya menggunakan minyak goreng sisa (jelantah) yang berasal dari minyak sawit. Pembuatan biodiesel dari minyak jelantah dan metanol melibatkan reaksi transesterifikasi dengan katalis basa  membentuk metil ester dan produk samping berupa gliserol. Akan tetapi, penggunaan minyak jelantah pada reaksi transeterifikasi ini, menghasilkan konversi metil ester (biodiesel) yang sangat sedikit. Hal tersebut disebabkan minyak jelantah mengandung asam lemak bebas yang tinggi antara 3%-40%. Kandungan asam lemak bebas yang melebihi 0,5% akan bereaksi dengan katalis basa yang homogen (reaksi penyabunan), membentuk hasil samping berupa sabun dan dapat menonaktifkan katalis, sehingga dapat menghambat pembentukan biodiesel dan akan lebih sulit pada proses pemisahan serta pemurnian biodiesel.
Salah satu metode untuk mengatasi hal ini adalah dengan melakukan perlakuan awal terhadap minyak jelantah untuk mengurangi kadar asam lemak bebas sebelum dilakukan transesterifikasi, yaitu dengan reaksi esterifikasi yang dapat mengubah asam lemak bebas menjadi alkil ester . Reaksi esterifikasi berjalan dengan cepat pada keadaan asam. Katalis asam yang biasa digunakan adalah asam sulfat dan asam p-toluena sulfonat .
adapun proses pembuatan biodiesel dari minyak jelantah dapat dilihat pada bagan berikut ini :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar